preloader image

Virtual Poison Center (vpc) Sebagai Inovasi Sistem Layanan Keracunan Berbasis Teknologi Di Indonesia   

Keracunan merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang signifikan (WHO, 2016). Indonesia, sebagai negara tropis dengan keanekaragaman hayati tinggi, menghadapi berbagai kasus keracunan baik alami (hewan berbisa, tumbuhan beracun, jamur beracun, bakteri, virus beracun) maupun non-alami (obat-obatan, kosmetika, bahan rumah tangga, makanan dan minuman, pestisida, logam berat, mikroplastik).
Kasus keracunan sering terabaikan meskipun memiliki tingkat fatalitas tinggi dan termasuk kategori kegawatdaruratan medis. Contohnya, insiden keracunan alami akibat gigitan hewan berbisa diperkirakan mencapai 135.000 kasus per tahun dengan angka kematian sekitar 10% (Maharani, 2021).

Pengelolaan keracunan memerlukan:
2. Respon cepat dan tepat
3. Intervensi medis sesuai standar
4. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pertolongan pertama
5. Edukasi masyarakat
6. Kolaborasi antar laboratorium
7. Toksikovigilans (pemantauan risiko racun di masyarakat)

WHO melalui International Health Regulations (2005) mewajibkan setiap negara memiliki Poison Control Center (PCC) untuk pengawasan, deteksi, dan respon terhadap kejadian kesehatan akibat bahan kimia. Di Indonesia, fungsi Poison Center pernah dijalankan BPOM (1995–2018) sebagai sistem informasi keracunan. Namun, perubahan regulasi menyebabkan fungsi ini tidak lagi aktif sejak 2018, sehingga saat ini Indonesia tidak memiliki PCC yang beroperasi.

Dr. dr. Tri Maharani Sp. Em – Inovator


Reviews

Comment Form

IHIA | Indonesia Healthcare Innovation Awards

© 2025 IHIA – Indonesia Healthcare Innovation Awards Made with purpose. Supported by UPQuality