preloader image

Peran Pusat Informasi Rujukan Neonatal (pirna) Dan Ambulan Neonatal Emergency Transport Service (nets) Guna Percepatan Penurunan Angka Kematian Bayi Di Surabaya Dalam Menyongsong Sustainable Development Goals (sdgs)   

Pelayanan Neonatus Intensive Care Unit (NICU) terhadap Bayi Baru Lahir (BBL) yang sakit telah terbukti dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas BBL. Untuk mendukung pelayanan NICU diperlukan pula dukungan transportasi rujukan yang baik. Fasilitas Transportasi untuk BBL di Indonesia pada umumnya dan Surabaya pada khususnya sangat terbatas, sehingga BBL yang dirujuk dapat mengalami masalah kesehatan antara lain hipotermi,sianosis, hipoglikemia dan gagal nafas. Ambulan NETS (Neonatal Emergency Transport Services) hadir sebagai solusi dalam upaya menurunkan angka kematian bayi di kota Surabaya pada khususnya dan di Jawa Timur pada umumnya,dalam menyongsong Sustainable Development Goals (SDGs). Ambulan NETS dilengkapi dengan alat medis yang memadai serta didukung oleh sumberdaya manusia yang terampil, terlatih dan tersertifikasi. Layanan Ambulan NETS beroperasi selama 24 jam dan 7 hari dalam seminggu, di koordinir dalam Whatsapp Group (WA Group) PIRNA (Pusat Informasi Rujukan Neonatal) yang memudahkan koordinasi antar Fasilitas Kesehatan. Inovasi PIRNA dan Ambulan NETS memiliki dampak yang besar dalam sistem Pelayanan Kesehatan antara lain meningkatkan komunikasi antar fasilitas Kesehatan (NICU),meningkatkan efektifitas keamanan dan kualitas layanan transportasi BBL dalam sistem rujukan sehingga meningkatkan patient safety. Dari hasil penelitian yang dilksanakan di RSPAL dr.Ramelan dimana dari 81 bayi yang di rujuk menggunakan Ambulan NETS,25 bayi (30,86%) yang meninggal dan 56 bayi yang hidup (69,13%) sedangkan untuk bayi yang dirujuk tidak menggunakan Ambulan NETS yaitu 77 bayi, 40 bayi (51,9%) yang meninggal dan 37 bayi (48,05%) yang hidup. Dari data tersebut diatas terbukti bahwa Ambulan NETS secara signifikan dapat meningkatkan angka kesintanan (survival rate) BBL rujukan sehingga direkomendasikan untuk direplikasi di fasilitas kesehatan lainnya .Hal ini di dukung penuh oleh pimpinan RSPAL dr. Ramelan yang tertuang dalam Surat Pernyataan Kesediaan Replikasi Inovasi Pelayanan Publik. Dengan demikian akan semakin banyak BBL yang dapat diselamatkan, yang berdampak terhadap penurunan angka kematian.

Inovator Team: Perorangan / kelompok / Institusi / Perusahaan / Organisasi

  • 1. dr. Aminuddin Harahap, Sp.A.,Subsp.Neo (K).,M.Tr.Hanla.,MM – ketua
  • 2. dr. Esthy Poespitaningtyas, Sp.A – anggota
  • 3. Meyta Kurniasari, S.Kep. Ns – anggota
  • 4. Dwi Pramanawati, S.Kep. Ns – anggota
  • 5. Cono Sungkowaji – anggota

Reviews

Comment Form

IHIA | Indonesia Healthcare Innovation Awards

© 2025 IHIA – Indonesia Healthcare Innovation Awards Made with purpose. Supported by UPQuality