Kanker kolorektal (KKR) merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia. Data WHO Globocan 2020 menunjukkan bahwa KKR menempati urutan ketiga terbanyak pada insidensi kanker dan urutan kedua pada penyebab kematian akibat kanker. Di Indonesia, penyakit ini menjadi kanker terbanyak kedua pada laki-laki dan ketiga pada perempuan. Angka mortalitas yang tinggi di Indonesia disebabkan oleh keterlambatan diagnosis; sebagian besar pasien baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut. Hal ini diperparah oleh terbatasnya fasilitas kolonoskopi, rendahnya kesadaran deteksi dini, serta ketergantungan pada alat kesehatan impor. Salah satu metode deteksi dini yang terbukti efektif secara klinis dan biaya adalah Fecal Immunochemical Test (FIT). Metode ini bekerja dengan mendeteksi hemoglobin manusia dalam feses menggunakan antibodi spesifik, memiliki sensitivitas-spesifitas tinggi, mudah dilakukan, dan tidak memerlukan persiapan khusus. Namun, hingga kini Indonesia belum mampu memproduksi FIT secara mandiri, sehingga seluruh kebutuhan bergantung pada produk impor. Inovasi yang diajukan adalah pengembangan FIT lokal berbasis antibodi buatan dalam negeri dengan performa yang kompetitif dibandingkan produk impor. Dengan teknologi ini, Indonesia dapat meningkatkan akses skrining populasi berisiko tinggi melalui biaya lebih terjangkau, menurunkan mortalitas dan morbiditas akibat kanker kolorektal melalui deteksi dini dan meningkatkan kemandirian alat kesehatan nasional, saat ini 88% alat kesehatan di Indonesia masih impor. FIT lokal ini diharapkan menjadi proyek percontohan (pilot project) yang kemudian dapat direplikasi untuk program skrining nasional kanker kolorektal, serta diperluas ke deteksi penyakit berbasis biomarker feses atau darah lainnya.
Inovator Team: Perorangan / kelompok / Institusi / Perusahaan / Organisasi
© 2025 IHIA – Indonesia Healthcare Innovation Awards Made with purpose. Supported by UPQuality
Comment Form