Tuberkulosis (TBC) merupakan masalah kesehatan serius di Kota Bogor. Pada tahun 2024, Kota Bogor menempati peringkat ke-5 di Jawa Barat dengan 11.559 kasus (IR 1.025/100.000), jauh dari target eliminasi tahun 2030 yaitu IR 65/100.000. Angka keberhasilan pengobatan baru mencapai 80%, di bawah target nasional 90%. Kondisi ini dipengaruhi kasus lost to follow-up dan mangkir yang meningkatkan risiko penularan, resistensi obat, beban biaya, serta kematian. Dinas Kesehatan melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) memiliki tanggung jawab memperkuat sistem penanggulangan TBC, sehingga diperlukan inovasi untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan. Inovasi dilaksanakan dengan pendekatan kolaboratif, integrasi, kerjasama, dan jejaring yang melibatkan lintas sektor dan lintas batas, termasuk Kabupaten Bogor. Inovasi dilakukan melalui pembentukan Family Care TBC dan pengembangan aplikasi digital “PINTER HABIS” sebagai sistem pemantauan kepatuhan pengobatan. Tahapan kegiatan meliputi sosialisasi, pelatihan, penyusunan SOP/alur, pendampingan, promosi/KIE, piloting project, serta evaluasi. Pelaksanaan mengacu pada Pedoman Pelatihan Kepemimpinan Administrasi (PKA) dengan menerapkan kepemimpinan strategis. Program GERCEP HABIS menghasilkan peningkatan koordinasi lintas sektor dan pembentukan Family Care TBC di 3 kelurahan wilayah Puskesmas Bondongan Kecamatan Bogor Selatan. Aplikasi PINTER HABIS memudahkan pemantauan dan pengingat minum obat pasien. Telah dilaksanakan pelatihan dan pendampingan bagi tenaga puskesmas dan rumah sakit. Selain itu, dilakukan penandatanganan MoU antara Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten Bogor yang diperkuat melalui komitmen antar fasyankes dengan dukungan kolaborasi pentahelix. Intervensi ini terbukti meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan serta memperkuat sistem monitoring program. Pendekatan kolaboratif, integrasi, optimalisasi jejaring, dan pemanfaatan teknologi melalui GERCEP HABIS mampu meningkatkan keberhasilan pengobatan TBC. Program ini mendukung target eliminasi TBC di Kota Bogor dan berpotensi direplikasi di wilayah lain, serta perlu pengembangan jangka panjang untuk menurunkan angka kasus dan risiko penularan.
Inovator Team: Pemerintah Daerah Tingkat Provinsi, Kabupaten atau Kota (Pemda / Dinkes)
© 2025 IHIA – Indonesia Healthcare Innovation Awards Made with purpose. Supported by UPQuality
Comment Form