Indonesia termasuk di antara 4 negara dengan prevalensi gangguan pendengaran tertinggi di Asia. Angka gangguan pendengaran di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan data, sekitar 4,6% penduduk Indonesia mengalami gangguan pendengaran. Mahalnya harga alat audiometri dan alat bantu dengar menjadi salah satu kendala dalam diagnosa dan penanganan kasus ini. Teknologi dapat berperan penting dalam pembuatan audiometri dan alat bantu dengar berbiaya rendah. Langkah pertama adalah menciptakan generator suara digital (gelombang sinus) yang dapat menghasilkan tingkat tekanan suara (SPL) minimal 100 dB. Selain itu AudiometryWeb juga dapat diintegrasi dengan INA CBG BPJS dan data yang dihasilkan bisa digunakan untuk analisa penanganan gangguan pendengaran. Audiometri adalah alat yang digunakan untuk melakukan skrining, diagnosa dan dasar terapi gangguan pendengaran. Alat audiometri dipasaran termurah 10 juta rupiah dengan ukuran yang cukup besar. AudiometryWeb adalaha alat audiometri berbasis web yang bisa dijalankan melalui komputer, handphone, dapat dihubungkan ke aplikasi pemerintah INA CBG BPJS atau ke data nasional yang datanya untuk nasional dapat digunakan untuk analisa demografi atau sebaran gangguan pendengaran. Fungsi untuk pasien sebagai data dasar yang akan dikembangkan untuk membuat alat bantu dengar berbasis web yang bebiaya murah. Dalam program AudiometryWeb ini terdapat soundmeter yang dapat digunakan untuk mendeteksi kebisingan suara pada suatu daerah yang berguna dalam masyarakat untuk menghindari polusi suara yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Inovator Team: Perorangan / kelompok / Institusi / Perusahaan / Organisasi
© 2025 IHIA – Indonesia Healthcare Innovation Awards Made with purpose. Supported by UPQuality
Comment Form