preloader image

Mobile Das Application Untuk Memprediksi Keterlambatan Kedatangan Pasien Stroke Di Instalasi Gawat Darurat (igd)   

Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan global yang serius dengan beban penyakit yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini stroke menjadi penyebab kedua kematian dan ketiga kecacatan di dunia, dengan peningkatan substansial kasus sebesar 70%, kematian 44%, dan DALYs 32%. Di Indonesia, stroke menempati urutan pertama penyebab kematian dan kecacatan, serta termasuk empat penyakit katastropik dengan pembiayaan terbesar mencapai Rp 2,5 triliun. Kondisi ini menimbulkan dampak luas, tidak hanya bagi penderita dalam bentuk penurunan produktivitas dan kualitas hidup, tetapi juga bagi keluarga melalui meningkatnya beban ekonomi, serta bagi pemerintah dalam pembiayaan kesehatan. Keberhasilan penanganan stroke akut sangat bergantung pada kecepatan pasien tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tindakan reperfusi efektif diberikan dalam 3–4,5 jam pertama pasca serangan. Namun, kenyataannya sebagian besar pasien stroke datang terlambat, rata-rata 11,3–12,7 jam setelah onset. Keterlambatan ini disebabkan keterbatasan transportasi, rendahnya pengetahuan dan kesadaran gejala stroke, lambatnya pengambilan keputusan, serta ketidaksiapan sistem gawat darurat. Untuk mengatasi masalah tersebut dikembangkan aplikasi Mobile Delay Arrival of Stroke (DAS). Keunikan aplikasi ini adalah kemampuannya memprediksi keterlambatan kedatangan pasien ke IGD berdasarkan faktor risiko individu dan lingkungan. Aplikasi memberikan feedback real time berupa peringatan, rekomendasi, dan instruksi yang membantu pasien maupun keluarga mempercepat pengambilan keputusan saat gejala muncul. Selain itu, aplikasi dilengkapi fitur edukasi gejala stroke (FAST), identifikasi pengetahuan serta jenis transportasi, dan terhubung dengan Wlingi Emergency Medical Services (WINGS). Dampak utama Mobile DAS adalah mempercepat kedatangan pasien stroke ke IGD, meningkatkan peluang mendapatkan terapi tepat waktu, serta menurunkan angka kecacatan dan kematian. Inovasi ini juga berpotensi direplikasi di daerah lain dengan penyesuaian sistem transportasi, layanan darurat, dan dukungan kebijakan, sehingga dapat menjadi model transformasi layanan kesehatan digital di Indonesia.

Inovator Team: Perorangan / kelompok / Institusi / Perusahaan / Organisasi

  • Dewi Rachmawati, s.kep,ns., m.kep – ketua
  • Wiwin martiningsih, M.kep.,phd,ns – anggota
  • mujito, a.per.pen.,m.kes – anggota

Reviews

Comment Form

IHIA | Indonesia Healthcare Innovation Awards

© 2025 IHIA – Indonesia Healthcare Innovation Awards Made with purpose. Supported by UPQuality