Stroke adalah penyakit penyebab kematian dan kecacatan utama di Indonesia sejak tahun 2010. Lebih dari separuh penderita stroke mengalami kecacatan dan disabilitas kronis. Sebanyak 80% penderita stroke mengalami kelemahan pada tangan, sehingga sulit melakukan perawatan diri. Selain terapi farmakologi standar, terapi neurorehabilitasi dibutuhkan penderita stroke untuk memulihkan gerakan pada tangannya. Di sisi lain, teknologi semakin maju dan canggih. Telah dikembangkan berbagai jenis alat untuk memulihkan gangguan gerak pada tangan, salah satunya adalah teknologi Virtual Reality (VR). Solusi penggunaan VR merupakan alat neurorestorasi canggih dan menjanjikan dengan menggunakan simulasi interaktif yang dibuat oleh perangkat komputer, yang disajikan ke pengguna dan memberikan kesempatan terhubung dengan lingkungan yang seolah-olah nyata. Dari penelitian didapatkan bukti bahwa dampak penggunaan VR jauh bermanfaat daripada terapi konvensional. VR dapat meningkatkan kemampuan gerak tangan penderita stroke. Mekanisme kerja VR dapat meningkatkan pemulihan otak dengan latihan neurorestorasi berulang dan intensif, memfasilitasi umpan balik real time, melibatkan pengalaman imersif, rehabilitasi yang terstandar, dan simulasi aman dari aktivitas sehari-hari. Potensi replikasi dan pengembangan VR sebagai alat neurorestorasi inovatif yang berdampak pada penderita stroke sangatlah besar. Beberapa RS yaitu RS Moewardi Solo, RS Permata dan RS UMC Cirebon telah menggunakan VR sebagai teknologi yang dapat memulihkan anggota gerak atas pada penderita stroke. Sebagian besar dari penderita stroke sangat terbantu karena dapat melakukan proses pemulihan dengan sangat menyenangkan dan terbukti perbaikan motoriknya lebih cepat dibandingkan terapi konvensional.
Inovator Team: Perorangan / kelompok / Institusi / Perusahaan / Organisasi
© 2025 IHIA – Indonesia Healthcare Innovation Awards Made with purpose. Supported by UPQuality
Comment Form